PENGERTIAN DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah, yang disebabkan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan bersama-sama. (Sarwono Waspadji. 2018).
Penyakit diabetes melitus dapat ditandai dengan berbagai macam gejala, dari gejala khas, banyak minum, banyak makan, lemas, berat badan turun drastis, sampai luka yang sukar sembuh, gatal, kesemutan ataupun sampai kesadaran yang menurun. (Sarwono Waspadji. 2018)
PENGERTIAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Menurut PERKENI tahun 2017: komplikasi diabetes melitus dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Komplikasi jangka pendek (Akut) seperti : Penurunan gula darah (Hipoglikemia) dan Peningkatan gula darah (Hiperglikemia)
Komplikasi jangka panjang (Kronis) seperti : Mikrovaskuler dan Makrovaskuler
PENGERTIAN KOMPLIKASI MAKROVASKULER DIABETES MELITUS
Komplikasi mikrovaskular diabetes adalah penyakit pada pembuluh darah yang disebabkan pada pasien diabetes, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kolesterol tinggi, resistensi insulin, merokok, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi dan gangguan pembekuan darah. (Imam Subekti. 2018)
PENYAKIT KOMPLIKASI MIKROVASKULER DIABETES MELITUS
1. Pembuluh darah otak
Pasien diabetes memiliki resiko dua kali lebih tinggi terkena stroke daripada mereka yang bukan penderita diabetes. Pembentukan bekuan dan wabah dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah otak. Penyumbatan menyebabkan bagian otak tertentu mati, yang tidak mengalami regenerasi kapan saja lagi, disebut stroke serebrovaskular.
Pasien diabetes biasanya menunjukkan tekanan darah tinggi, yang selanjutnya menyebabkan tekanan pada pembuluh kecil otak, yang mengarah pada stroke. Ketika pembuluh darah rusak, kelebihan lemak akan disimpan dalam bentuk sel busa di dinding pembuluh darah, semakin mempersempit mereka.
Oleh karena itu, kelebihan lemak adalah masalah serius untuk pengembangan komplikasi diabetes. Gejala-gejalanya meliputi mobilisasi, gangguan bicara, kesemutan atau mati rasa, kelumpuhan pada setengah bagian tubuh dan penglihatan ganda atau penglihatan kabur di salah satu mata. (Sarwono Waspadji. 2018).
2. Jantung koroner
Penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami masalah jantung dan serangan jantung. Penderita diabetes diketahui memiliki risiko lima kali lebih besar terkena serangan jantung dibandingkan orang normal. Pasien-pasien dengan neuropati diabetik, di mana organ-organ internal dapat terkena (neuropati otonom), tidak akan menunjukkan gejala-gejala yang berhubungan dengan jantung dan mungkin tetap tidak diperhatikan.
Gejala-gejala atipikal ini dapat menjadi alasan kesalahan diagnosis dan keterlambatan bantuan medis yang dapat mencegah masalah serius atau kematian, jika gejalanya telah dikenali sejak dini. Saat seseorang mencurigai masalah jantung, harus memberi tahu dokter, terlepas dari gejala atipikal.
Gejala yang biasa termasuk sesak napas, berkurangnya toleransi aktivitas fisik, kelelahan kronis, jantung berdebar, pergelangan kaki atau kaki bengkak dan nyeri dada. Dalam kasus neuropati diabetik otonom, seseorang mungkin tidak mengalami nyeri dada.
Pada pasien, dengan neuropati diabetik perifer, ada kemungkinan mengembangkan penyakit arteri perifer. (Sarwono Waspadji. 2018).
3. Pembuluh darah kaki
Penderita diabetes berisiko menyempit pembuluh darah, terutama tungkai dan kaki. Kondisi sirkulasi yang buruk ini menghambat proses penyembuhan dan bahkan sedikit cedera dapat berkembang menjadi infeksi yang sangat serius.
Infeksi kaki yang parah dapat menyebar ke kaki, tulang dan mungkin perlu diamputasi . Gejalanya meliputi kerontokan kaki, ulkus kaki yang tidak dapat diobati, nyeri betis saat berjalan, nyeri kaki saat istirahat, dan kesejukan pada ekstremitas bawah. (Sarwono Waspadji. 2018).
PENANGANAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Prinsip utama penanganan komplikasi diabetes melitus adalah dengan mengendalikan kadar gula darah agar tidak merusak organ-organ tubuh. Penanganan yang diberikan mencakup pengobatan secara medis, pengaturan gizi, dan penerapan pola hidup sehat untuk diabetes.
Semakin baik Anda mengelola kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi diabetes melitus. Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar penyakit diabetes terkelola dengan baik.
Pola makan yang tepat, menerapkan pola hidup sehat dengan cara rajin berolahraga, menjaga berat badan, tidak merokok dan menghindari asap rokok, serta menghindari peningkatan tekanan darah dan kolesterol, akan mendukung Anda untuk tetap sehat dan menurunkan risiko komplikasi diabetes melitus.
Jangan lupa untuk selalu proaktif. Jika mengalami salah satu gejala atau diketahui memiliki faktor risiko seperti yang telah dijelaskan diatas, segera konsultasikan ke dokter. Jangan mengabaikan tanda dan gejala yang timbul, karena dapat mempersulit proses pengobatan dan pemulihan komplikasi diabetes melitus. (Kevin Adrian. 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Imam Subekti. 2018. Komplikasi Akut dan Kronik Diabetes Melitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Kevin Adrian. 2018. Komplikasi Diabetes Melitus Bisa Menyerang Mata Hingga Ujung Kaki. https://www.alodokter.com/komplikasi-diabetes-melitus-bisa- menyerang-mata-hingga- ujung-kaki. Jakarta : Alodokter.
PERKENI. 2017. Konsensus dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia: Jakarta
Sarwono Waspadji. 2018. Diabetes Melitus, Penyulit Kronik dan Pencegahannya. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Menarik, gambar sangat informatif dan bermanfaat. Ditunggu selanjutnya 👍
BalasHapus